TUGAS
“Budidaya tanaman hias bonsai”
OLEH
WIDIA ASTUTI (21415016)
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sama seperti
makhluk hidup lainnya, tanaman hias juga melakukan perkembangbiakan.
Perkembangbiakan ini bertujuan untuk melestarikan keturunannya. Tetapi seiring
dengan perkembengan zaman, manusia bertambah banyak sehingga sebahagian besar
tanaman tidak bisa melakukan pelestarian. Hal ini di karenakan lahan semangkin
sempit, sudah habis untuk bangunan kepentingan manusia dan beberapa tanaman
menjadi terabaikan, ataupun punah dan menjadi langkah atau sulit untuk
mendapatkannya.
Masing –
masing cara mempunyai jenis dan langkah berbeda, serta kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Sebelum memilih cara apa yang akan kita gunakan
untuk memperbanyak tanaman hias, apakah sekedar memperbanyak saja untuk
mendapatkan sifat yang sama dengan induknya atau memang ingin mendapatkan
varietas baru yang sifat keturunannya berbeda dari induknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara membudidayakan tanaman hias ?
2. Apa sajakah
alat dan bahan yang digunakan untuk menanam tanaman hias ?
3. Bagaimana
cara kerja menanam tanaman hias ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
cara budidaya tanaman hias !
2. Mengetahui
alat dan bahan budidaya tanaman hias !
3. Mengetahui
cara kerja budidaya tanaman hias !
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Tanaman hias
adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman
hortikultura. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna,
merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai
komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana,
atau sebagai komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai
tanaman hias. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan
keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun,
buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai
contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat
diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai
tanaman hias.
Dalam
arsitektur lansekap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi pertimbangan
yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah habitat alami
yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya. Dalam
pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta
tanaman penaung (di ruang terbuka).
B. Cara Membudidayakan Tanaman Hias
Budidaya
tanaman adalah usaha pengembangan tanaman dengan memanfaatkan
media tumbuhan. Budidaya tanaman saat ini banyak macamnya, salah satunya
adalah budidaya tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua tanaman yang
memiliki bentuk dan kesan indah yang sengaja di tanam dengan maksud dan tujuan
tertentu. Pemanfaatan tanaman hias tidak hanya terpaku pada bunga saja, tapi
juga mencakup buah, daun dan tangkai/ranting dapat menjadi faktor keindahan
tanaman hias.
Budi daya
tanaman hias tidak hanya menjadi hobi semata, tapi juga dapat menjadi peluang
usaha. Bagi yang memiliki hobi bercocok tanaman mungkin akan tertarik dengan
usaha ini. Tidak sulit untuk memulai usaha ini, dengan keuletan dan
ketekunan bisa menghasilkan penghasilan yang cukup lumayan. Tentu saja tidak
dalam waktu yang singkat, diperlukan proses yang cukup lama. Tapi jika
hasil budi daya tanaman hias yang anda tanam bagus maka cukuplah untuk
anda merasa puas. Yang perlu anda lakukan adalah mempelajari cara budidaya
tanaman hiasagar tidak salah dalam penerapannya.
Hal-hal yang harus di perhatikan
dalam budidaya tanaman hias adalah:
1.
Media Tanam:
yang terdiri dari wadah atau pot tanaman dan juga tanah yang
merupakan unsur pokok dalam penanaman. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap
tanaman, jadi sebaiknya perhatikan kesesuaian antara media tanam dengan jenis
tanaman yang yang akan di tanam.
2.
Pemilihan
tanaman: Pilihlah tanaman yang cukup mudah dalam perawatannya agar memudahkan
pekerjaan anda. Setiap tanaman memiliki karakterisik yang berbeda dalam
perawatan dan juga bisa sangat sensitife.
3.
Perawatan:
perawatan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman. Siram
tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman. Gunakan pupuk
kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan pupuk buatan
pabrik.
4.
Tempat:
Usahakan tanaman tidak terlalu seing terkena sinar matahari, buatlah semacam
peneduh dari jaring -jaring untuk atap tanaman anda.
Air sangat berperan penting terhadap tanaman, karena
air berguna untuk mengontrol suhu saat udara panas. Oleh karena itu penyiraman
sangat berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, kekurangan dan bahkan terlambat
menyiram tanaman berdampak layu pada daun. Layu pada daun disebabkan oleh
penguapan dalam sel tanaman akibat kekurangan kadar air dan juga suhu
udara di sekitar yang panas. Penyiraman terlalu banyak juga berdampak buruk terhadap
tanaman, apalagi tanaman dala pot. Ini akan membuat media tanam menjadi lumpur
lebih lama sehingga membuat akar tanaman membusuk.
Hal lain yang perlu di perhatikan dalam budi daya
tanaman hias adalah:
1.
Hama
tanaman, seperti ulat, serangga, lalat dan juga jamur. Lakukan penyemprotan
anti hama terhadap jenis tanaman hias yang mudah terkena hama bila diperlukan.
2.
Penataan dan
pemangkasan, agar tanaman tumbuh rapi dan teratur lakukan penataan
terhadap ranting dan tangkai tanaman agar hasilnya bagus seperti pada
tanaman bonsai. Pemangkasan tanaman juga penting agar memicu tunas dan
daun baru sehingga tumbuh bersamaan.
3.
Penggantian
media tanam, hal ini dilakukan terhadap tanaman dalam pot yang disebabkan oleh
penuhnya akar sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Penggantian media tanam
tergantung pada jenis tanaman.
Memang tidak mudah melakukannya, tapi jika ditekuni
dan terus menambah wawasan tentang cara budidaya tanaman maka tidak ada yang
tidak mungkin untuk anda dapat berhasil.
C. Alat Dan Bahan
1. Pot
2. Tanah
3. Pupuk
Organik
4. Sendok
5. Bunga
6. Air
D. Cara Kerja
1. Pertama,
Sebelum memasukkan tanah ke dalam pot sebaiknya dicampur terlebih dahulu dengan
pupuk secukupnya
2. Setelah
itu, masukkan campuran tersebut kedalam pot sebanyak 1/3 dari tanah
tersebut
3. Kemudian,
masukkan bunga kedalam pot. Lalu masukkan 2/3 dari tanah kedalam pot. Sebaiknya
jangan terlalu penuh
4. Bunga pun
sudah siap di pasarkan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kriteria
Tanaman yang Bisa Dibonsai
Tanaman atau pohon yang akan dibuat
menjadi bonsai disebut dengan bakalan bonsai. Bakalan bonsai berupa tanaman
yang diambil dari alam atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek, cangkok,
okulasi, maupun enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus
memiliki kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai.
Jika kriteria-kriteria tersebut terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat
dijadikan bonsai yang sempurna. Umumnya, tanaman yang akan dibonsai harus
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1.
Tanaman
dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras dan berekambium.
Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis
monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan,
tetapi disebut dengan bonsai sejati.
2.
Berumur
panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan
tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.
3.
Tahan hidup
menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi
wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus
meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan
batang yang seadanya.
4.
Bentuknya
indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya
tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Keindahan
tersebut akan semakin menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan
sesuai dengan tata cara pembonsaian yang benar.
5.
Tahan
mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau
bakal bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining),
misalnya diiris, dipangkas, dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan
bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa dibuat bonsai di antaranya,
yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill, Buxux,
Sianto, dan lain sebagainya.
B. Teknik
Budidaya Tanaman Bonsai
1. Pembuatan
Bibit Tanaman Bonsai
Pembuatan bibit untuk bonsai atau
bakal bonsai dapat dimulai dari pemilihan langsung jenis pohon yang
memiliki cabang yang banyak yang nantinya tinggal diberikan perlakuan tertentu,
seperti dipotong, dan dikreasikan agar dapat dibentuk menjadi tanaman bonsai.
Disamping itu teknik pembuatan bibit tanaman bonsai dapat diperoleh dari biji
yang khusus untuk disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas, setekan
atau cangkokan yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan, okulasi, dan
bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk
hidup.
a.
Semai Bakal
Bonsai.
Perolehan bibit tanaman bonsai
dengan cara penyemaian sendiri dirasa kurang efisien, karena akan memakan waktu
cukup lama.
b.
Setek,
Cangkok dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat
okulasi merupakan seni tersendiri. Pembuatan bibit tanaman bonsai dengan cara
menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang
relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu
lebih dari 1 tahun.
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan
minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak
lengket). Teknik mencangkok 1) Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm, 2) Buang
lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering, 3) Biarkan 3-4
hari, 4) Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara
tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1, 5) Balut mos
atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan
bawah, 6) Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat
berlangsung dengan baik.
Untuk membikin okulasi dapat
dilakukan pada jenis pohon misalnya buah-buahan yang akan dijadikan bonsai.
Bibit okulasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: a) Batang bawah (onderstam),
b) Batang atas (entrijs). Langkah-langkah dalam perokulasian: 1) Batang pokok
bersihkan 15 cm di atas tanah, 2) Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8
mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm
panjang, 3) Tarik kulit ke bawah, sehingga menyerupai lidah, kemudian potong
separuhnya, 4) Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah
ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel
pada keratan pohon pokok, 5) Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya,
6) Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang
telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup, 7) Balut
dengan tali raffia yang erat.
2. Pemilihan
Media Tanam Bonsai
Bonsai ditanam di dalam pot yang
tipis, oleh karena itu media tanamnya sangat terbatas. Hal ini menyebabkan
bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi tanaman yang terbatas dan sangat
sensitif terhadap air siraman atau air hujan. Media tanam yang baik harus
mengandung nutrisi dan bahan mineral yang cukup agar tanaman dapat hidup dan
bertumbuh dengan baik. Macam-macam bahan yang di pakai untuk campuran media
tanam bonsai meliputi.
a.
Pasir, bahan ini
memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air menggenangi
media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke dalam media tanam.
b.
Tanah, tanah yang
umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan tanah merah.
c.
Humus, humus
berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah mengalami proses pelapukan
alami untuk jangka waktu yang lama. Humus mengandung banyak zat hara dan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
d.
Kompos, kompos
banyak mengandung unsur hara dan biasanya di tambahkan pada tumbuhan agar
berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. pupuk kompos
bisa di buat dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet,
dan briket.
e.
Pupuk
kandang, pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk kandang yang
boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat tua atau hitam dan
tidak bau. Media tanamnya memerlukan tanah atau humus lebih banyak agar dapat
mempertahankan air/kelembaban. Ada juga tanaman yang memerlukan nutrisi lebih
banyak dari tanaman yang lain. Untuk itu, media tanamnya harus mengandung humus
dan pupuk lebih banyak.
3. Penanaman
dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai
Penanaman tanaman bonsai diawali
dengan pemilihan tanaman dengan batang utama yang cukup kuat kemudian
memindahkan ke pot. Periksa ranting dan cabang yang tumbuh secara rutin untuk
membentuk bonsai sesuai dengan apa yang kita mau. Pilihlah tanah dengan kadar
humus sedikit dan jagalah kelembaban tanah tersebut namun jangan biarkan
terlalu banyak air atau sampai menyebabkan tanah menggumpal, karena dapat
mengancam hidup tanaman.
Disamping itu ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam peneneman tanaman bonsai seperti :
a.
Pot dan
isinya
Pot merupakan sarana dalam kreasi
bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Resep umum medium untuk
tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang, 20 % pasir dan 30 % kompos;
b.
Mengisi pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai
merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan
paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul,
penuh dengan humus, dan subur. Lapisan kedua masih lunak, masih dapat
menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa
berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan
akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air;
c.
Pengamanan
isi pot
Batu kerikil, pasir dan tanah bisa
mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan
nematoda. Untuk itu diperlukannya untuk memfilter isi pot agar terbebas dari
Cacing tanah, serangga, jenis-jenis penyakit, dan Biji-biji rerumputan dan
sebaginya terdapat di dalam tanah, agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya;
d.
Pemeliharaan
setelah tanam
Setelah penanaman selesai, siram
bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air
penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Untuk
mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan
dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.
4. Penentuan
Gaya Tanaman Bonsai
Penentuan gaya bonsai yang
diinginkan tentunya mengacu pada ukuran bonsai. Ukuran bonsai diukur dari tepi
atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan ukurannya, bonsai dikelompokkan
menjadi lima kategori yaitu, kecil sekali ( mame bonsai ) tinggi s/d 15
cm, kecil ( small bonsai ) tinggi 15-30 cm, sedang ( medium bonsai)
tinggi 30-60 cm, besar ( large bonsai ) tinggi 60-100 cm, besar sekali (
extra large ) tinggi 100-150 cm.
Pada mulanya, bonsai hanya di buat
menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus (chokan), tegak
berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hang
kengai), dan menggantung (kengai).
5. Tahap
Pembentukan Bonsai
Membentuk tanaman kerdil alias
bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentuk-bentuk pohon-pohon di
alam bebas yang tetap di bawah ukuran yang normal. Adapun tahap dalam
pembentukan bonsai yaitu:
a.
Tahap
pertama, membentuk kerangka dasar. Bakal bonsai yang sudah siap untuk
diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah
mengalami pemindahan.
b.
Tahap kedua
merubah arah dan bentuk. Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan
dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah
yang dikehendaki tercapai.
6. Penyempurnaan
Bentuk Bonsai
Tidak semua jenis tanaman dapat
dikerdilkan. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah
tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki (Triphasi
aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus ), delima (punika
granatum) dan sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun
ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk
dan ukuran bonsai keseluruhannya. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong
dahan atau ranting yang sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat tutup
lukanya yang besar dengan paraffin. Setelah itu dilanjutkan dengan melilit
dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat selama pertumbuhan baru, untuk
membentuk penampilan bonsai selanjutnya, hasil yang cukup mengesankan baru
dapat dicapai setelah beberapa tahun.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, Adapun kesimpulan
dari penulisan artikel ini antara lain.
1.
Kriteria tanaman yang akan dibuat menjadi bonsai diantaranya yaitu tanaman
dikotil (berkeping dua), berumur panjang, tahan hidup menderita, bentuknya
indah secara alami dan tahan mendapat perlakuan.
2.
Teknik
pembudidayaan tanaman bonsai meliputi proses pembuatan bibit tanaman bonsai, pemilihan media
tanam bonsai, dan penanaman serta pemeliharaan tanaman bonsai yang didalamnya
mencangkup penentuan gaya tanaman bonsai, teknik pembentukan dan penyempurnaan
tanaman bonsai.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan antara lain:
1.
Bagi para
pemula dalam membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai hendaknya memiliki
kesabaran dan ketelitian yang tinggi, terutama dalam proses pembentukan
gaya tanaman bonsai, agar tanaman tidak cacat sedikitpun, sehingga
pertumbuhannya tidak terganggu.
2.
Bagi yang memiliki
tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena membentuk tanaman
kerdil dan memeliharanya hingga beberapa tahun lamanya, merupakan suatu
kesenian tersedirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tips dan Belajar
Budidaya Tanaman Bonsai. Tersedia dalam :
http://kaptenworld.mywapblog.com/tips-dan-belajar-budidaya-tanaman-bonsai.xhtml,
diakses pada tanggal 12 Desember 2015.
Anonim. 2011. Mekanisme
Pengkerdilan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam : http://quantumremaja.org/mekanisme-pengkerdilan-tanaman-bonsai.htm,
diakses tanggal 12 Desember 2015.
Blue. F. 2014. Makalah Prakarya
Budidaya Tanaman Hias. http:// blogsimpleuntukpelajar.
blogspot.co.id. diakses tanggal 12 Desember 2015
Dahnial, Iwan. 2008. Aneka
Tanaman Bonsai. Tersedia dalam http://iwandahnial.
wordpress.com/2008/06/17/aneka-tanaman-bonsai/, diakses tanggal 12 Desember
2015.
Sapto, Galih. 2011. Pohon Bonsai.
Tersedia dalam : http://tanaman.org/pohon-bonsai_42.htm/, diakses pada
tanggal 12 Desember 2015.
Wikipedia. 2011. Budidaya dan
Perawatan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam :
http://en.wikipedia.org/wiki/Bonsai_cultivation_and_care, diakses pada
tanggal 12 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar